Sejarah Yang Perlu Diketahui Dan Dipahami

Berawal dari ketidakpuasan dan prihatin melihat proses belajar mengajar Al Qur'an di madrasah, mushala, masjid dan lembaga masyarakat muslim yang pada umumnya belum dapat membaca Al Qur'an dengan baik dan benar, Almarhum KH Dachlan Salim Zarkasyi, tergugah untuk melakukan pengamatan dan mengkaji secara seksama lembaga-lembaga di atas dimana ternyata metode yang dipergunakan oleh para guru dan pembimbing Al Qur'an dinilai lamban ditambah sebagian guru ngaji yang masih asal-asalan mengajarkan Al Qur'an sehingga yang diperoleh kurang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

Hal itulah yang mendorong Almarhum KH Dachlan Salim Zarkasyi pada tahun 1963 memulai menyusun metode baca tulis Al Qur'an yang sangat praktis. Berkat Inayah Allah beliau telah menyusun 10 jilid yang dikemas sangat sederhana. Almarhum KH Dachlan Salim Zarkasyi dalam perjalanan menyusun metode baca tulis Al Qur'an sering melakukan studi banding keberbagai pesantren dan madrasah Al Qur'an dan sampai ke Pondok Pesantren Mambaul Hisan Sidayu Gresik Jawa Timur (tepatnya pada bulan Mei 1986) yang pada saat itu dipimpin oleh Almukarram KH Muhammad.
Almarhum KH Dachlan Salim Zarkasyi tertarik untuk metakukan studi banding sekaligus bersilaturahmi ke Pesantren Sedayu Gresik  karena santrinya berusia 4-6 tahun. Menurut KH Muhammad, Pondok Pesantrn yang dipimpinnya telah dirintis tahun 1965 dengan jumlah muridnya 1300 orang siswa yang datang dari berbagai kepulauan yang ada di Indonesia.

Sebulan setelah silaturahmi ke Pondok Pesantren Sedayu Gresik, tepatnya tanggal 1 Juli 1986 , KH. Dachlan Salim Zarkasyi mencoba membuka TK Al-Qur'an yang sekaligus mempraktekan dan mengujikan metode yang disusunnya sendiri dengan target rancana 4 tahun seluruh muridnya akan khatam Al Qur'an. Berkat Inayah Allah SWT, diluar dugaan dalam perjalanan 7 bulan ada beberapa siswa yang telah mampu membaca beberapa ayat Al Qur-an serta dalam langka 2 tahun telah menghatamkan Al Qur'an dan mampu membaca dengan baik dan benar (bertajwid).
TK Al Qur'an yang dipimpinnya makin dikenal orang keberbagai pelosok karena keberhasilan mendidik siswa-siswinya. Dari keberhasilan inilah, banyak yang melakukan studi banding dan meminta petunjuk cara mengajarkan metode yang diciptakannya. KH Dachlan Salim Zarkasyi terus menerus melakukan evaluasi dan meminta penilaian dari para Kiyai Al Qur'an atas motode yang diciptakannya. Atas usul dari Ustadz A. Djoned dan Ustadz Syukri Taufiq, metode ini diberi istilah dengan nama "QIROATI" yang artinya BACAANKU (pada saat itu ada 10 jilid)

Memperhatikan perjalanan sejarah penyusunan metode Qira'ati, tampaknya K.H. Dachlan Salim Zarkasyi sangat didukung oleh para Kyai 'ulumul Qur-an, walaupun menurut penuturannya beliau ini bukanlah santri namun kehidupannya selalu dekat dengan para Kyai sehingga tampak tawadhu', mukhlish dan berwibawa.

Atas restu para Kyai metode Qira'ati selanjutnya menyebar luas dan digunakan sebagai materi dasar dalam pengajaran baca tulis Al Qur-an di masjid, madrasah, TKA, TPA, TPQ, Pesantren dan Sekolah Umum.

Qiraati diminati oleh mayoritas para pendidik Al Qur-an dikarenakan memiliki beberapa perbedaan dengan metode lain diantaranya :

1. Berkesinambungan antara halaman ke halaman berikutnya.
2. Berkesinambungan antara jilid satu dan seterusnya
3. Disesuaikan dengan usia para pelajar  Al  Qur-an
4. Kata dan kalimatnya tidak keluar dari ayat-ayat Al Qur'an
5. Setiap Pokok Bahasan sudah diterapkan ilmu Tajwid
6. Dilengkapi Petunjuk mengajar setiap Pokok Bahasan
7. Dilengkapi Buku Gharib, Musykilat dan Tajwid Praktis
8. Sangat mudah untuk diucapkan.
Dari tahun ke tahun perkembangan Qiraati makin meluas keseluruh pelosok negeri bahkan di beberapa negara asing tercatat sampai tahun 2000 telah masuk ke negara Australia, Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura.

Dari perkembangan tersebut Almarhum KH Dachlan Salim Zarkasyi tidak terlalu gembira bahkan merasa khawatir karyanya ini disalah gunakan yang berbau bisnis belaka, untuk itu pada tahun 1990 beliau mengundang seluruh kepala TKA/TPA dan lembaga yang mempergunakan Qiraati pada suatu acara Silatnas Nasonal untuk mentashhih ulang para kepala TKA/TPA dan pengelola Qiraati sekaligus menunjuk Koordinator tingkat Propinsi dan Kota Besar yang ada di Indonesia,

Dari hasil Silatnas Qiroati tersebut ada beberapa hal yang sempat kami nukil diantaranya yang merupakan amanat untuk seluruh pengguna Qiraati, diantaranya:
1. Saya tidak ingin menyebar luaskan Qiroati tetapi ingin menyebarkan ilmu Qiroati yang saya ijazahkan
2. Qiroati tidak untuk dijual belikan secara bebaskan.
3. Siapa saja boleh belajar dan mengajarkan Qiroati dengan syarat mau ditashih.
4. Para Koordinator yang lulus ditashhih diperbolehkan mentashhih para calon guru Qiroati dan menyebarkan Qiroati untuk sarana belajar Al Qur-an di cabang dan daerahnya masing-masing.

Karena metode Qiroati sangat praktis dalam segala hal, maka dalam waktu singkat TK Al Qur-an Roudhatul Mujawwidin sudah tidak dapat menerima siswa baru dan dianjurkan untuk mengikuti bimbingan di TK Al Qur'an Qiraati yang ada didaerahnya masing-masing yang terdaftar sebagai cabang Semarang. Tercatat TK Al Qur'an yang pesat pada saat itu adalah TK Al Karomah (Pekalongan), TK Al Qur'an AMM (Kota Gede), TK Al Qur'an Kudus, TK Al Qur'an Gresik yang masing-masing sudah mempunyai 15 - 30 cabang. TK/TP Al Qur-an ditahun 1990 berkembang pesat karena peran aktif para koordinator di setiap provinsi dan cabangnya yang melakukan petatihan-petatihan dan demo tasyakur binni'mah atas keberhasilan TK / TP Al Qur-an Qiraati melalui Imtihan Khatmul Qur'an dimana dari proses Imtihan dan Pentashhihan tersebut kita semua dapat melihat kelebihan para siswa menguasai Al Qur-an diantaranya ;
1) Makhraj yang baik,
2) Bacaan Tajwid yang baik dan benar,
3) Mengerti bacaan Gharib dan Musykilat, 4) Membaca dengan,tidak tanafus,
5) Hafal nama-nama Ilmu Tajwid.
Dan di tahun 1989 tercatat dalam perkembangan sejarah Yayasan Assalaam, sebagai rintisan TK Al Qur'an pertama di Jawa Barat khususnnya TK Al Qur'an metode Qiroati. Alhamdulillah berkat bimbingan langsung dari KH Dachlan Salim Zarkasyi, TK Al Qur-an Assalaam langsung mendapat respon yang baik dari berbagai pihak terutama seluruh orang tua yang berada dilingkungan lembaga pendidikan Assalaam.



Sumber artikel : Qiroati Pusat 
Previous
Next Post »
Thanks for your comment